Post by : Outbound Malang
…Barangsiapa mempersekutukan Allah, ia seperti orang jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
- Q.S. 22 Surat Al Hajj (Haji) ayat 31 -
Johnny adalah seorang pimpinan di suatu perusahaan. Dia begitu dengan posisinya dan banyak orang menghormatinya. Namun krisis ekonomi melanda Indonesia, perusahaan tersebut goyah, pemilik perusahaan mengambil suatu keputusan untuk mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Johnny adalah salah satu korban, dia masih belum bisa menerima kenyataan ini, kehilangan jabatan yang begitu dibanggakan, baginya bukan hanya soal jabatan tersebut tetapi juga “kehormatan” dirinya di tengah masyarakat. Johnny kehilangan kepercayaan diri.
Agus bekerja di suatu perusahaan bonafit, dimana lingkungan dan teman-temannya rata-rata memiliki mobilmewah. Agus merasa minder dan rendah diri. Dia kemudian berusaha sekuat tenaga untuk memiliki sebuah mobil mewah. Akhirnya impian itu tercapai meskipun sebenarnya anak dan istrinya masih menyewah sebuah kamar yang sempit. Namun, demi simbol kekeyaan tersebut di akhirnya membeli sebuah mobil mewah. Waktu terus berjalan dan teman-temannya yang umumnya para pengusaha sukses, semuanya seudah bergantian mobil yang lebih baru danlebih mewah. Mobil agus akhirnya ketinggalan zaman, karena ternyata mobil kebanggannya itu sudah tidak bisa dibandingkannya lagi sebagai simbol, Agus kembali kehilangan status dan kembali menjadi rendah diri.
Budi adalah seorang Bapak yang berbahagia, dia memiliki seorang istri dan dua orang anak. Semuanya yang dilakukan semata-mata untuk keluarganya. Namun pada suatu saat musibah datang, kedua anak kesayangannya menderita suatu penyakit yang belum ada obatnya, yaitu leukimia. Pertama-tama anak bungsunya meninggal, dua tahun kemudia anak sulungnya menyusul. Istrinya tidak bisa menerima kenyataan ini, sehingga pikiran dan mentalnya menjadi terganggu. Budi sungguh-sungguh frustasi, baginya hidup sudah tidak ada gunanya lagi. Ia akhirnya berhenti bekerja. kadang-kadang timbul di dalam pikirannya mengakhiri hidupnya sendiri.
Di dalam suatu lingkungan, kita banyak melihat bahwa begitu banyak orang yang melebihi diri kita dari segi harta benda, simbol, penghormatan, posisi jabatan dan tingkat sosial. Hal ini sering kali banyak membuat sebagian orang menjadi rendah diri, bahkan kehilangan keprcayaan diri. Tidak ada sebuah “pegangan” yang mampu memberikan kekuatan diri sejati, tidak ada satu pun “pedoman” atau “pegangan” yang dapat menandingi keyakinan akan Allah Yang Agung, yang dengannya kita mampu membangun kepercayaan diri yang mumpuni. Yaitu kepercayaan diri yang mampu secara kritis dan melakukan semacam filtering dan influencing terhadap lingkungan sekitar. Kekuatan iman mampu menjadi jalan tengah yang memadukan antara ilmu dan iman, dunia dan akhirat.
Rudi adalah seorang pengusaha otomotif di Bali. Memiliki beberapa cabang yang hampir tersebar di seluruh Bali. Saya pernah mengunjungi rumahnya yang sangat besar di bilangan Denpasar, ia seorang yang sangat dihormati. Beberapa waktu yang lalu saya mendengar berita bahwa dia baru saja masuk sumah sakit, terkena stroke. Diabaru saja terkena musibah. Uang tabungan yang disimpan di sebuah bank sebesar lima milyar rupian tidak bisa ditarik olehnya. Bank Summa dilikuidasi secara mendadak. Dia begitu rentan.
Iman memiliki seorang teman yang sangat dekat sekali, abun namanya. Mereka saling mempercayai dan menghargai, mereka begitu akrab. Kemudian atas dasar itu mereka membuat usaha yang bergerak di bidang makanan, “Pizza Kilat”. Namun dalam perjalanan usaha tersebut menghadapi kendala yang sangat berat. Akhirnya mereka memutuskan untuk pisah usaha. Persahabatan menjadi terganggu, karena sepotong pizza. Meskipun mereka mencoba untuk saling mendekati lagi, tetapi tetap tidak berhasil.
Saat ini dunia usaha di Indonesia sedang menghadapi badai yang luar biasa dahsyat, tingkat inflasi yang tinggi, nilai rupiah yang tidak menentu, daya beli masyarakat yang merosot tajam, harga-harga menjulang tinggi, dan tidak adanya kepastian hukum. Semua itu adalah pukulan yang sangat mematikan bagi dunia usaha. Banyak perusahaan yang gulung tikar atau mati suri. Korban PHK ada di mana-mana. Sebagaian besar korban merasa putus asa dan banyak yang melarikan diri ke narkotik. Hanya sebagian kecil yang mampu bangkit kembali, atau minimal bertahan. Usaha mereka memang hancur, namun prinsip mereka tetap kokoh, dan rasa tenteram tetap mereka miliki. Mereka mampu melihat dirinya sebagai suatu subyek dan mereka mampu untuk keluar dari problem diri sendiri.
Berprinsip pada sesuatu yang abadi adalah jawaban semuan permasalahan di atas. Konsep ini didukung oleh Stephen R. Covey: Rasa aman kita berasal dari pengetahuan bahwa, prinisp itu berbeda denganpusat-pusat lain yang didasari pada orang atau sesuatu yang selalu dan seketika berubah, prinisp yang benar tidaklah berubah. Kita dapat memegang prinsip tersebut. Prinsip tidak bereaksi terhadap apa pun. Prinsip itu kekal, tidak peduli apa pun yang terjadi, tidak akan goyah meskipun kehilangan jabatan, harta, orang yang disayangi, kawan, ataupun penghargaan, bahkan penyiksaan seperti yang dialami Bilan bin Rabah.
Setelah Prince Naseem Hamed petinju besar itu, dikalahkan secara mutlak oleh Antonio Barera, kemudian ia diwawancarai oleh seorang komentator TVKO, “Anda adalah petinju yang terbesar, apa pendapat anda tentang kekalahan ini?” Spontan dijawab oleh Hames, “The Greatest (yang terbesar) itu hanyalah Allah, bukan saya. Saya senang bisa menjalani pertarungan 12 ronde ini dengan selamat. Muhammad Ali pernah dikalahkan oleh Joe frazier namun ia bisa bangkit dan membalas kekalahannya”. (siaran langsung pertandingan tinju Naseem Hamed vs antonio Barera, SCTV, 18 april 2001). Kisah pertandingan tragis ini bisa mengajarkan makna besar di balik kekalahan Naseem. Yaitu kekuatan mental tauhid yang dimilikinya, jauh lebih berperan dibandingkan kekuatan fisiknya. Rasa aman abadi yang ada di dasar hati, yaitu La ilaha Illallaah.
“Yang berkata (dengan hati yang yakin), bila bencana menimpa dirinya. Sungguh, kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya kita kembali.”
- Q.S.2 Surat Al Baqarah (Sapi Betina) Ayat 156 -
Incoming search terms for the article:
- Outbound Malang
- Outbound di Malang
- Outbound Training
2 Comments
at 6:11 am - 14th November 2011 Permalink
waaa… artikelnya bagus2. ijin lihat2 yah
at 9:56 am - 16th November 2011 Permalink
kunjungan dan baca-baca disini gan
Post a Comment