MENTAL BUILDING MEMBANGUN MENTAL

Post by : Outbound Malang
Sungguh, orang-orang yang beriman dan melakukan amal kebaikan merekah mahluk sebaik-baiknya.

– Q.S. 98 surat Al Bayyinah (Bukti Nyata) Ayat 7 –

Setelah melalui Bagian Satu, yaitu “Penjernihan Emosi”, anda diharapkan sudah bisa mengenali tujuh faktor yang dapat membelenggu God-spot (fitrah), yaitu: prasangka negatif, prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas yang subyektif, sudut-sudut pandang, pembanding yang tidak obyektif, dan literatur-literatur. Pada bagian tersebut anda diharapkan sudah mampu mengantisipasi dan menjernihkan hati dan pikiran anda yang mungkin terbelnggu, baik secara disadari atau tanpa disadari.
Pada bagian “anggukan Universa”, saya berharap akan timbul suatu kesadaran diri bahwa pada dasarnya manusia memiliki hati yang universal, dengan syarat anda telah memiliki kejernihan hati, serta sudah terbebas dari ketujuh belenggu di atas. Juga akan muncul suatu kesadaran diri bahwa pada hakikatnya anda diberikan suatu karunia oleh Tuhan untuk bebas memilih reaksi anda sendiri terhadap suatu permasalahan yang timbul, atau terhadap suatu gagasan yang dimiliki (freedom of choice). Pada Bagian Satu itu, anda diharapkan juga sudah menyadari akan arti pentingnya efektifitas Bimillahirrahmanirrohim dan keseimbangannya, yang mendahulukan upaya ketimbang menunggu hasil, serta selalu bersikap rahman dan rahim, dan memiliki pemahaman akan arti penting kecerdasan emosi dan spiritual atau ESQ.
Pada Bagian dua ini, setelah anda memiliki kejernihan hati, maka anda akan mulai diisi dan dibangun melalui enam Prinsip yang didasarkan atas Rukun Iman, yaitu membangun prinsip bintang sebagai pegangan hidup; memliki prinisp malaikat sehinggat anda selalu dipercaya oleh orang lain; memiliki prinisp kepemimpinan yang akan membimbing anda menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh; menyadari akan arti pentingnya prinsip pembelajaran yang akan mendorong kepada suatu kemajuan; mempunyai prinsip masa depan, sehingga anda akan selalu memiliki visi, dan terakhir yaitu memiliki prinsip keteraturan, sehingga tercipta suatu sistem dalam satu kesatuan tauhid, atau prinsip esa di dalam berpikir.
Setelah melalui pemahaman ekeenam prinsip ini, maka diharapkan anda akanmemiliki suatau landasan kokoh untuk memiliki sebuah kecerdasan hati, yang terbentuk di dalam diri anda. Dan yang terpenting adalah bahwa anda mempunyai suatu pegangan pasti, berupa sebuah prinsip yang sangat kuat dan tidak akan berubah meskipun menghadapi berbagai rintangan dan permasalahan yang sangat berat sekalipun, prinsip in akan abadi selamanya. Inilah sumber kebahagiaan dan ketenteraman di dalamhidup anda dan landasan bagi suatu kecerdasan emosi yang tinggi dan pintu gerbang menuju suatu keberhasilan baik lahir maupun batin.
Semua hasil karya terbaik manusia yang pernah ada, baik yang berbentuk fisik maupun nonfisik, awalnya tercipta melalui proses berpikir dalam alam pikiran. Kemudian dikembangkan dan diwujudkan pada alam nyata. Marilah kita simak contoh pertama, ketika sebuah mobil tercipta dalam berbagai bentuk, type, ukuran, dengan segala kecanggihannya. Terbayangkah dibenak kita, bahwa berabad-abad lalu ada orang yang menciptakan sebuah imajinasi mobil dalam pikirannya kemudian mewujudkannya di alam nyata? Contoh kedua, siapa menyangka air putih yang sehari-hari kita minum, ternyata menjadi sebuah bisnis besar “air mineral’? contoh-contoh di atas memberikan kita sebuah pemahaman bahwa betapa kekuatan berpikir (iman) memiliki potensi besar bagi hidup manusia.
Proses berpikir yang efektif memiliki dasar dan kerangka rujukan yang jelas, dengan didasari rasa tanggung jawab iman. Iman di sini yaitu menyakini dalam hati, mengucapkan dalamlisan serta mengamalkan dalam perbuatan. Iman sebagai dasar rujukan dalam proses berpikir secara aktual yang dimanifestasikan dalam bentuk amalshaleh yaitu untuk mewujudkan rahamatan lil ‘alamin, keseimbangan bagi alam dan segala isinya.
Untuk mencapai kondisi yang rahmatan lil ‘alami, dimana sebuah cita-cita luhur dapat digantungkan setinggi-tingginya, ada dua hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Yang pertama, membangun prinsip berpikir yang benar dengan pijakan dasar yang kuat. Konsep berpikir di sini berhubungan kuat dengan kemampuan nalar (reasoning power) seseorang. Dengan kemampuan nalar ini seseorang dapat mencerna unsur-unsur penting seperti pandangan, paradigma, nilai-nilai dan visi ke depan.pokok yang kedua dinamakan kecerdasan emosi (emotional quotient) yang meliputi unsur suara hati, kesadaran diri, motivasi, etos kerja, keyakinan, integritas, komitmen, konsistensi, presistensi, kejujuran, daya tahan danketerbukaan. Ia semacam motivator dan inspirator utama bagi seseorang untuk mengerahkan seluruh potensi berpikir atau bernalar secara kognitif.
Pada gambar ESQ Model terdapat enam azas yang berfungsi untuk melindungi pusat orbit, atau Fitrah (God Spot). Keenam azas ini berfungsi untuk menjaga agar fitrah di pusat tetap utuh terpelihara. Dan karakteristik dari keenam azas ini adalah sesuai dengan sifat dasar manusia (human nature) yang sejalan dengankehendak hati nurani, serta kehendak alam, sebagai cerminan dari kehendak Allah Yang Maha Kuasa. Bahkan urutan keenam azas ini disusun secara sistematis sehingga saling menopang antara satu prinsip dengan prinsip yang lain. Semuanya bergerak melingkari titik Tuhan, yaitu berkiblat kepada kehendak Allah. Enam azas ini adalah metode ringkas untuk membangun metal hanif, sehingga seseorang akanmampu mendengar bisikan suara hati ilahiah sebagai bimbingan dari Sang Maha Sempurna.

Incoming search terms for the article:

– Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

Prinsip Bismillah: Dalam Hubungan Sosial

Post by : Outbound Malang

Prinsip Bismillah, selalu bersikap rahman dan rahim kepada sesama. Bersumber dari suara hati terdalam, yang mendorong untuk bersikap pengasih dan penyayang. Dorongan suara hati ini menghasilkan ribuan sikap yang mampu mencerminkan sifat rahman dan rahim, dipelajari atau tidak di pelajari, antara lain: memberi perhatian kepada orang lain, berusaha mengerti perasaan orang lain atau empati, mau mendengar, senang menolong, mau meminta maaf apabila membuat kesalahan, selalu mengucapkan terima kasih, suka menghargai, memberikan senyum yang tulus.
Anda mungkin berpikir bahwa hal di atas adalah sama dengan teori Dale Carnegie. Saya ingin menekankan suatu hal yang sangat penting dan mendasar, yang membedakan antara prinsip Bismillah dengan teori Dale Carnegie.
Meskipun Prinsip Bismillah tidak menerangkan hal-hal di atas secara rinci, tetapi prinisp Bismillah mampu secara otomatis menghasilkan teori-teori Dale Carnegie, karena ia bersumber dari suara hati yang rahman dan rahim. Sedangkan teori Dale Carnegie didasari pada prinsip menghargai orang lain dengan tujuan bisa memperoleh teman dan pengaruh. Prinsip Bismillah adalah suatu kesadaran diri bahwa manusia adalah aset Allah yang harus dihargai, dan bersumber dari suara hati yang alami dan tulus. Apabila orang yang menganut konsep Dale Carnegie kehilangan penghargaan dari orang lain, maka niscaya di akan goyah. Tetapi orang yang memiliki prinsip Bismillah, kehilangan penghargaan dari orang lain, atau bahkan dihina sekalipun, dia tidak akan goyah, karena dia berprinsip dan berpegang kepada Tuahn, bukan kepada manusia. Saya akan memberikan contoh prinsip Bismillah: Pada suatu hari Nabi Muhammad SAW didatangi oleh seorang nenek tua. Waktu selama lebih kurang satu jam dihabiskan untuk berbincang-bincang dengan nenek tersebut. Dan beliau menghamparkan sorbannya sebagai alas duduk si nenek. Anda tahu materi apa yang dibicarakan? Nabi Muhammad SAW hanya mendengarkan si nenek menceritakan tentang cucunya yang lucu.
Apabila Nabi Muhammad SAW bersalaman dengan anda, maka beliau akan bersalaman dengan erat sambil manatap mata anda, tersenyum dan beliau tidak akan melepaskan genggamannya sampai anda sendiri yang melapas genggaman anda. Dan Nabi Muhammad SAW belum pernah ikut kursus Dale Carnegie pada masa lebih kurang 1400 tahun yang lalu.

Orang yang sabar karena mencari keridhoan Tuhannya, dan mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezekinya yang Kami berikan kepadanya, secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, menolak kejahatan dengan kebaikan, merekalah yang akhirnya mencapai kesudahan (yang baik.)

– Q.S. 13 Surat Ar Ra’d (Guntur) Ayat 22 –

Incoming search terms for the article:

Outbound Malang

– Outbound di Malang

– Outbound Training

× Dapatkan Penawaran